TEORI SOSIAL KOTA
-
Teori: Sebuah system konsep abstrak yang mengindikasikan
adanya hubungan antara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami
sebuah fenomena.
-
Social: Umum (general).
-
Kota: Sebuah daerah dengan kepadatan penduduk tersendiri.
Teori-teori
social sehubungan dengan teori kota.
-
Teori social Marx.
Teori social Marx
telah menekan pada perkembangan masyarakat yang ditinjau dari segi atau sudut
pandang ekonomi politik. Masyarakat tidak lain merupakan hasil dari
perkembangan kerja manusia dari yang primitive hingga yang paling modern.
Teori
perkembangan kota menurut Spiro Kastof bahwa kota adalah leburan dari bangunan
dan penduduk, sedangkan bentuk kota pada awalnya netral. Tapi kemudian berubah
sampai kemudian, hal ini dipengaruhi dengan budaya yang tertentu. Bentuk kota
ada dua macam yaitu geometric dan
organic. Terdapat dikotomi bentuk perkotaanyang didasarkan pada bentuk geometri
kota yaitu planned dan unplanned.
1. Bentuk planned
(terencana) seperti contohnya pada kota-kota Eropa abad pertengahan dengan
pengaturan kota yang selalu regular dan rancang bentuk geometric.
2. Bentuk unplanned
(bentuk yang tidak terencana) banyak terjadi pada kota-kota metropolitan.
Dimana satu segmen kota berkembang secara spontan dengan bermacam-macam
kepentingan yang saling mengisi, kota akan memiliki bentuk semaunya yang
kemudian disebut dengan originale pattern.
Di dalam suatu
kota organic, terjadi saling ketergantungan antara lingkungan fisik dan
lingkungan social. Contohnya jalan-jalan dan lorong-lorong menjadi ruang
komunal dan ruang publikyang tidak teratur tetapi menunjukkan adanya kontak
social dan saling menyesuaikan diri antara penduduk asli dan pendatang, antara
kepentingan individu dan kepentingan umum.
Perubahan demi
perubahan fisik dan non fisik (social) terjadi secara spontan.apabila salah
satu elemennya terganggu, maka seluruh lingkungan akan terganggu juga, sehingga
mencari keseimbangan baru. Demikian ini terjadi secaraberulan-ulang. Di dalam
model oranik ini, organisasi ruang telah membentuk kesatuan yang terdiri dari
unit-unit yang memiliki fungsi masing-masing. Kota terbentuk organic mudah
untuk mengalami penurunan kualitas karena pekembangannya yang spontan tidak
terencana dan sepotong-sepotong. Masyarakat penguin kota bermacam-macam yang merupakan
pencampuran antara berbagai macam manusia dalam suatu tempat yang memiliki
kseimbangan.
Berdasarkan kedua
teori diatas maka dapat kita katakana bahwa kota berkenaan dengan segi ekonomi
dicirikan dengan hidup non agreris. Kota memiliki fungsi khas lebih cultural,
industry, dan perdangangan.
ISU-ISU SOSIAL KOTA
-
Pengaruh kesenjangan social terhadap kota.
Manusia menjalani
kehidupan di dunia ini tidaklah bias hanya mengandalkan dirinya sendiri dalam
artian butuh perhatian dan bantuan orang lain, maka dari itu manusia disebut
sebagai makhluk social.
Oleh karena
itu,kehidupan bermasyarakat hendaklah menjadi sebuah pendorong atau sebuah
kekuatan untuk mencapai kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan di desa
maupun kehidupan di kota. Tentu itulah harapan kita bersama. Tapi fenomena apa
yang kita saksikan sekarang ini jauh dari harapan dan tujuan pembangunan
nasional Negara ini, kesenjangan social yang kaya makin kaya, yang miskin makin
miskin.
Situasi kota yang
padat memaksa warga kota untuk bergerak lebih dinamisuntuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Masalah
diperkotaan adalah pertambahan penduduk yang tidak terkendali, tingkat
kesadaran masyarakat dan kepedulian masyarakat kota terhadap lingkungan
disekitar itu, diamana dia yang buat maka dialah yang berkuasa dan yang lemah
pasti akan tertindas. Tidak ada lagi yang namanya tepo seliro.tejadilah
kesenjangan social yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam sector perkotaan,
diaman orang hanya akan memperdulikan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang
lain lagi.
Kesenjangan social
adalah jarak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat disebabkan oleh perbedaan
status social maupun status ekonomi. Selain factor pendidikan, factor utama
adalah dari segi ekonomi yang menyebabkan kesenjangan social antara masyarakat.
Banyak orang kaya
memandang lemah kepada orang golongan bawah, apalagi jika orang itu miskin atau
kotor, jangankan menolong, melihat saja enggan.disaat banyak anak-anak jalanan
yang tidak punya tempat tinggal dan tidur di jalanan, namun masih banyak
orang-orang yang berleha-leha tidur di hotel berbintang. Banyak orang diluar
sana kelaparan dan tidak bias member makan kepada anaknya tapi banyak pula
orang kaya yang sedang asyik menyantap berbagai makanan enak yang harganya
mahal.
Hal ini tentu
sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota. Bagaimana kota bias maju jika
masalah sekecil ini tidak bias diatasi. Anak jalanan tidur dimana-mana,
gelandangan dimana-mana, tentu fenomena ini mempengaruhi unsure estetis estetis
dari sebuah kota.
Dualism si kaya
dan si miskin memang akan selalu ada mendampingi kehidupan manusia namun idealnya
seharusnya ada interaksi antara keduanya sehingga akan timbul harmonisasi social
ekonomi yang baik. Namun kenyataanya di negeri ini si kaya dan si miskin
terdikotomi dalam kasta social kaku yang memisahkan mereka. Sejak orientasi
pembangunan yang terlibat pada konsep trickle down effect diaplikasikan ke orde
baru, ketimpangan structural terjdi akibat pembangunan yang tidak merata. Sejak
saat itulah kesenjangan social yang signifikan tercetus.
Sekarang tinggal
pemerintah kota sendiri bangaimana mau menanganinya. Apakah kota tersebut mau
dijadikan kota komersial, kota budaya, atau kota industry sehingga
karakteristik kota tersebut ada. Kota dianggap dapat memenuhi kebutuhan semua
orang karena berbeda dengan desa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar