Gedung
Pusat Pelayanan Akademik UNM didesain sebagai ikon baru bagi UNM, kota
Makassar, dan sekaligus Sulawesi Selatan. Eksplorasi desain GPPA UNM
mengutamakan pada pendalaman kearifan lokal sebagai sumber inspirasi, yaitu
makna Logo UNM, Rumah Tradisional Makassar, falsafah hidup masyarakat Sulawesi
Selatan (Sulapa Eppa / empat persegi), dan maha karya Perahu Pinisi sebagai
simbol kejayaan, kebanggaan, dan keagungan. Serangkaian eksekusi bentuk dan
detail-detail solusi desain yang bersumber pada kearifan lokal, dipercaya mampu
membentuk lingkungan kampus masa kini yang berkelas internasional.
GPPA
UNM sebagai IKON BARU yang merupakan gedung tinggi pertama di Indonesia dengan
sistem fasade Hiperbolic Paraboloid, merupakan ekspresi futuristik dari
aplikasi kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bangunan Pusat Pelayanan
Akademik UNM merupakan perwujudan dari serangkaian makna, fungsi, dan aplikasi
teknologi yang ditransformasikan ke dalam sosok arsitektur. Kekayaan makna
tersebut akan meningkatkan nilai arsitektur GPPA UNM menjadi lebih dari sekedar
sosok estetis, tetapi juga memiliki keagungan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
Nilai
filosofi yang tergambar pada perahu Phinisi dengan segala pengelolaannya
sebagai alat transportasi dari satu tempat ke tempat tujuan baru. Rasanya tidak
ada bedanya dengan pengelolaan sebuah institusi perguruan tinggi sebagai pusat
transparansi pencerdasan kehidupan bangsa.Di dalamnya penuh perjuangan untuk
menaiki cita-cita. Kalau pada Phinisi ada pembagian tugas awaknya dengan sistem
manajerial secara saksama.
Ada
nakhoda sebagai pimpinan tertinggi yang dibantu oleh juragan dan beberapa
tenaga khusus: juru mudi (yang memegang kemudi), juru batu (yang mengawasi
karang di depan), juru masak atau koki (pakolang; Bugis) dan beberapa awak
perahu lainnya sebagai tenaga siap kerja bila diperlukan. Bila salah satu
awaknya berhalangan akan terjadi kepincangan dalam pelaksanaan tugas.
Adapun
jenis struktur dan material dari Gedung Pusat Pelayanan Akademik UNM, sebagai
berikut :
1.
PONDASI
Pondasi
yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dengan kedalaman yang bervariasi
antara 12 – 15 meter, dengan diameter 50 cm.
2.
LANTAI
GPPA
UNM terdiri 17 lantai yang setiap lantainya dibuat dari material beton dengan
finishing keramik dan tegel. Keramik digunakan pada bagian – bagian sirkulasi
yang mudah terkena air agar tidak licin, sedangkan tegel digunakan pada bagian
yang tidak mudah terkena air. Tebal plat pada setiap lantai yaitu 12 cm.
3.
DINDING
Salah
satu struktur GPPA UNM yang paling menarik adalah dindingnya. Secara
konvensional, struktur dinding dibuat dari pasangan bata, atau batako. Namun
pada bagian – bagian tertentu, terutama pada finishingnya, menggunakan struktur
dinding baja ringan. Selain itu, bangunan ini tidak menggunakan shear wall
tetapi menggunakan core wall. Selain itu, kaca dengan ketebalan ± 5 mm
digunakan sebagai material pelengkap dinding dan jendela bangunan GPPA UNM.
Untuk material penutup dinding, pada bagian luar menggunakan bahan Alumunium
Composite Panel ( ACP ) sedangkan bagian dalamnya menggunakan marmer.
4.
KOLOM
GPPA
UNM menggunakan system grid 4 x 4 dalam penentuan kolom bangunan. Diameter
kolom bangunan berbeda – beda, dari lantai 1 ke lantai 11 diameter kolomnya 100
cm, dari lantai 11 ke 13 diameter kolomnya 80 cm dan dari lantai 13 ke 17
diameternya 50 cm.
5.
BALOK
Balok
lantai pada bangunan berfungsi manahan beban lantai. Ada dua jenis balok lantai
yaitu balok induk dan balok anak.
6.
ATAP
Struktur
atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari atap.
Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap
berfungsi menahan beban dari bahan penutup. Penopang rangka atap adalah balok
kayu / baja yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda.
Rangka atap dan penopang rangka atap yang digunakan pada GPPA UNM adalah baja.
Sedangkan penutup atapnya menggunakan seng yang dilapisi alumunium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar