DEFENISI KOTA
Dalam
pengertian kota, ada banyak hal yang dapat menjadi arti dari sebuah kata kota.
Menurut Bintarto, kota adalah suatu system jaringan kehidupan manusia yang
ditandai dengan kepadatan penduduk yang memiliki tingkat strata social ekonomi
yang heterogen dan kehidupan materialistis.
Adapun yang mengatakan bahwa
kota adalah kelompok penduduk yang bertempat tinggal bersama-sama dalam suatu
wilayah menurut peraturan-peraturan yang telah ditentukan. Kota adalah suatu
wilayah yang didalamnya memiliki aksesbilitas seperti pusat pemukiman penduduk,
pusat kegiatan ekonomi, pusat kegiatan politik, pusat hiburan, dan pusat
kegiatan social budaya.
Kota merupakan kawasan pemukiman
yang secara fisik ditujukan oleh kompulan rumah yang mendominasi tata ruangnya
dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara
mandiri. Kota juga merupakan sebuah area urban yang berbeda dari desa atau
kampong berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, kegiatan, atau
status hukum.
Adapun cirri-ciri kehidupan kota
sebagai berikut:
-
Kehidupan social dimana adanya
jarak social dan kurangnya toleransi social antar warga,
-
Adanya perbedaan tingkat
penghasilan,
-
Adanya perbedaan pekerjaan dan
pendidikan,
-
Memiliki sifat individual.
Selain ciri-ciri kehidupan, kota juga memiliki cirri-ciri fisik yang
dimana kota memiliki tempat-tempat untuk perdagangan, tempat pendidikan, tempat
industry, tempat wisata, dan tempat pemukiman masyarakat.
Kota ditinjau dari jumlah penduduk, jika ditinjau dari jumlah penduduknya
banyak Negara yang mendefenisikan suatu wilayah sebagai kota berdasarkan jumlah
penduduk yang ada. Kondisi setempat dengan latar belakang social, ekonomi, dan
cultural telah memungkinkan fungsi-fungsi kekotaan.
Kota juga dapat diartikan sebagai bentang budayayang ditimbulkan oleh
unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang
cukup besar dengan corak kehidupan yang beragam.
PENGARUH
EKONOMI
Salah satu fungsi kota sebagai tempat melangsungkan kehidupan manusia
adalah fungsi ekonomi. Menurut Williams dan Brunn (1993), ekonomi memainkan
peran yang besar dalam perkembangan kota. Banyak para profesi dibidang kajian
perkotaan telah membicarakan konsep ekonomi. Konsep ini adalah pendekatan
paling sederhana untuk mengamati sumber potensial yang mempengaruhi pertumbuhan
kota.
Fungsi dasar ekonomi adalah
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penyediaan kebutuhan hidup masyarakat dan
kegiatan ekonomi diluar batas kawasanny.
Fungsi dasar merupakan faktor kunci untuk memacu pertumbuhan penduduk,
pekerjaan, dan pendapatan masyarakat. Dari kegiatan ekonomi dasar digunakan
untuk kegiatan ekonomi nondasar seperti
hasil-hasil pabrik semen dan baja digunakan untuk pembangunan gedung dan rumah.
Hasil olahan pertanian, perkebunan, dan perikanan dari pabrik makanan dan
minuman dielaborasi direstoran-restoran dan warung.
Anthony D. King (1990)
mengemukakan teori ekonomi lainnya yang menekankan kepada tenaga kerja dan
keterkaitannya pada pertumbuhan dan perubahan kota. Menurut pendapatnya keadaan
pasar dunia mempunyai pengaruh yang sangat berarti terhadap kota. Dalam
hipotesanya tentang pengaruh kekuatan kebijakan ekonomi adalah sebagai pendekatan
sejarah, dimana masalahnya adalah berdasarkan pada perubahan kota didalam hubungannya dengan pengelompokan
tenaga kerja melalui proses yang logis.
Beberapa pendapat mengenai
pembentukan struktur fisik kota timbul dari beberapa pendidik bidang perkotaan
berdasarkan hubungan antara kegiatan masyarakat dengan waktu perkembangan
ekonomi. Sejumlah akademisi dalam studi perkotaan memperdebatkan bahwa
investasi pada bangunan dalam kota adalah berkaitan dengan siklus kegiatan
ekonomi. Kota memproduksi dan mereproduksi kembali unsur-unsur fisik dalam
berbagai cara. Pertumbuhan kota tergantung pada fluktuasi ekonomi khusunya
siklus dan investasi.
Dari kondisi ekonomi dapat
dilihat dengan pembangunan fisik di kawasan perkotaan. Masa resesi meninggalkan
rangka-rangka gedung yang belum selesai yang kemudian akan dilanjutkan kembali
setelah kondisi ekonomi membaik.
Peran siklus pembangunan dalam
perwujudan struktur fisik kota adalah penting setiap siklus pembangunan
memiliki ciri pertumbuhan dalam komposisi tata guna tanah dan keadaan budaya
dari masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Golledge dan Stimson
(1997), fluktuasi pertumbuhan ekonomi
berkaitan dengan penemuan teknologi. Keduanya menyatakan pertumbuhan teknologi
telah mempengaruhi sifat-sifat dasar produksi, distribusi, dan organisasi
kegiatan ekonomi di kota. Pada masa krisis ekonomi kegiatan industri dibidang
kontruksi, seperti pembangunan gedung perkotaan /perkantoran, properti serta
pembelanjaan menurun. Keadaan ini memperlambat pengisian ruang kota, penggunaan
tanah serta perubahan bentuk kawasan kota. Sebaliknya dimasa ekonomi baik
terjadi pelonjakan kegiatan pembangunan properti yang memberi dampak
peningkatan pengisian ruang-ruang kota.
PENGARUH SOSIAL
Didalam kota, terdapat berbagai
suku bangsa, keahlian, jenis pekerjaan, dan tingkatan pendapatan. Sifat-sifat
dan karateristik sosial memberi pengaruh pandangan mereka terhadap lingkungan
hidupnya. Kota merupakan suatu mimbar pertemuan bagi interaksi yang kompleks
antar perorangan dan antar masyarakat untuk berbagai tujuan yang berbeda,
termasuk tempat tinggal, pekerjaan, dan tujuan. Status sosial ekonomi seperti
kesukuan, umur, tingkat pendapatan menentukan dimana kelompok masyarakat
bertempat tinggal dan bekerja, juga jenis kebudayaan dan kegiatan hiburan
dimana mereka terlibat.
Dijelaskan oleh Henri Lefebure
bahwa setiap masyarakat membentuk suatu ruang yang jelas mempertemukan
persyaratan yang berkaitan bagi produksi ekonomi dan produksi sosial dari suatu kota. Adapun Dolores Hayden (1995)
mengatakan bahwa produksi ekonomi dan
produksi sosial keduanya membentuk ruang kota secara bersamaan. Keduanya saling
berkaitan secara serentak melalui kegiatan manusia didalam menyediakan
kebutuhannya.
Kehidupan masyarakat yang
beragam yang diwujudkan dalam kegiatan politik, ekonomi, khususnya hubungan
sosial dan budaya diantara anggota kelompok serta antara suatu kelompok dengan
kelompok masyarakat lainnya. Hubungan kedua aspek kehidupan tersebut membutuhkan ruang pergerakan yang
senantiasa berkembang dari waktu kewaktu sehingga mempengaruhi kondisi kota
yang dihuninya.
Persamaan dan perbedaan daripada
ruang-ruang sosial yang diciptakan berdasarkan aspek kehidupan masyarakat
membentuk suatu kota yang beraneka ragam. Dengan demikian, kota merupakan hasil
dari kumpulan ruang-ruang sosial yang dibentuk oleh pola kehidupan masyarakat
yang beraneka ragam yang senantiasa berkembang dan dicirikan oleh suatu
karateristik sumber alam yang tersedia. Keadaan sosial dan budaya yang melekat
pada kehidupan masyarakat akan membentuk struktur suatu kota.
Sejalan dengan perkembangan
waktu, suatu kota akan merubah akibat pergerakan masyarakat yang hadir pada
kota tersebut dan membawa kebudayaan sosial dimana massyarakat itu berasal.
Berawal dari produksi dan reproduksi ruang ekonomi dan sosial dalam suatu desa
kemudian berkembang menjadi kota kecil. Kota melalui perjalanan waktu pada
akhirnya menjadi suatu kota besar. Dan kota besar berkembang mengikuti
peradaban yang dianut oleh masyarakatnya
menjadi kota kotemporer yang dipenuhi dengan pemukiman penduduk, jalan raya,
pertokoan, kawasan industri, taman dan ruang-ruang publik lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar